PERTAMA  :

Bahwa terdakwa IRVAN BILATULA alias OM JOHN pada hari Sabtu tanggal 26 April 2025 sekitar pukul 10.35 Wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan April 2025, atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2025, bertempat di Pasar Monggolito Desa Sidomulyo Kec. Boliyohuto Kab. Gorontalo, atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Limboto yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara tersebut, tidak memiliki keahlian dan kewenangan tetapi melakukan praktek kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 ayat (1), yang terkait dengan Sediaan Farmasi berupa Obat keras, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : ----

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 26 April 2025 sekitar pukul 10.35 Wita saksi MUHAMMAD LUTHFI AMIRULLAH dan saksi HUSAIN AMBO yang merupakan Tim BPOM Gorontalo melaksanakan tugas pengawasan terhadap peredaran obat dan makanan yang berlangsung di Pasar Monggolito Desa Sidomulyo Kec. Boliyohuto Kab. Gorontalo, selanjutnya Tim BPOM Gorontalo menemukan adanya penjualan obat di lapak milik terdakwa IRVAN BILATULA, dan berdasarkan data BPOM bahwa terdakwa pernah tersangkut perkara praktik kefarmasian yaitu menjual obat sekitar tahun 2021 di Pasar Pulubala Kab. Gorontalo, sehingga Tim BPOM Gorontalo melakukan pemeriksaan terhadap lapak dagangan obat milik terdakwa dan menemukan obat keras dan obat bebas terbatas, sehingga Tim BPOM mengamankan temuan obat-obatan tersebut, selanjutnya meminta terdakwa untuk datang ke Polsek Bolyohuto pada hari yang sama sekitar pukul 14.00 wita untuk dimintai keterangan dan melakukan perhitungan terhadap obat yang diamankan dari terdakwa.
• Bahwa dari barang bukti yang diamankan dari lapak dagangan obat milik terdakwa, ditemukan obat-obatan dengan golongan obat keras dan termasuk kedalam kategori obat dengan resep, dimana obat keras dan termasuk kedalam kategori obat dengan resep hanya dapat diserahkan oleh apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian, dengan jenis dan jumlah sebagai berikut :

• Bahwa terdakwa biasa menjual obat-obatan tersebut kepada masyarakat umum pengunjung pasar, dan selain berjualan obat-obatan di Lapak Pasar Monggolito Desa Sidomulyo Kec. Boliyohuto Kab. Gorontalo terdakwa biasa berjualan obat-obatan dengan membuka lapak di Pasar Isimu Kab. Gorontalo dan Pasar Pulubala Kab. Gorontalo, dengan omset per hari sekitar kurang lebih Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) dengan keuntungan kisaran Rp.300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
• Bahwa terdakwa mendapatkan obat-obatan dengan golongan obat keras tersebut dengan cara membeli dari Apotek Yuni Farma.
• Bahwa terdakwa tidak memiliki keahlian dan kewenangan tetapi melakukan praktek kefarmasian dengan menjual obat-obatan dengan golongan obat keras.

-----Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 436 Ayat (2) UURI Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan --------------------------------------------

ATAU

KEDUA :

Bahwa terdakwa IRVAN BILATULA alias OM JOHN pada hari Sabtu tanggal 26 April 2025 sekitar pukul 10.35 Wita atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan April 2025, atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2025, bertempat di Pasar Monggolito Desa Sidomulyo Kec. Boliyohuto Kab. Gorontalo, atau setidak-tidaknya disuatu tempat lain yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Limboto yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara tersebut, tidak memiliki keahlian dan kewenangan tetapi melakukan praktek kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 145 ayat (1), perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut : ------------

• Bahwa pada hari Sabtu tanggal 26 April 2025 sekitar pukul 10.35 Wita saksi MUHAMMAD LUTHFI AMIRULLAH dan saksi HUSAIN AMBO yang merupakan Tim BPOM Gorontalo melaksanakan tugas pengawasan terhadap peredaran obat dan makanan yang berlangsung di Pasar Monggolito Desa Sidomulyo Kec. Boliyohuto Kab. Gorontalo, selanjutnya Tim BPOM Gorontalo menemukan adanya penjualan obat di lapak milik terdakwa IRVAN BILATULA, dan berdasarkan data BPOM bahwa terdakwa pernah tersangkut perkara praktik kefarmasian yaitu menjual obat sekitar tahun 2021 di Pasar Pulubala Kab. Gorontalo, sehingga Tim BPOM Gorontalo melakukan pemeriksaan terhadap lapak dagangan obat milik terdakwa dan menemukan obat keras dan obat bebas terbatas, sehingga Tim BPOM mengamankan temuan obat-obatan tersebut, selanjutnya meminta terdakwa untuk datang ke Polsek Bolyohuto pada hari yang sama sekitar pukul 14.00 wita untuk dimintai keterangan dan melakukan perhitungan terhadap obat yang diamankan dari terdakwa.
• Bahwa dari barang bukti yang diamankan dari lapak dagangan obat milik terdakwa, ditemukan obat-obatan dengan berbagai golongan, dengan jenis dan jumlah sebagai berikut :

• Sediaan Farmasi Obat Bebas Terbatas

• Sediaan Farmasi Obat Tradisional Tanpa Ijin Edar

• Sediaan Farmasi Obat Bebas

• Sediaan Farmasi Obat Keras

• Bahwa terdakwa biasa menjual obat-obatan tersebut kepada masyarakat umum pengunjung pasar, dan selain berjualan obat-obatan di Lapak Pasar Monggolito Desa Sidomulyo Kec. Boliyohuto Kab. Gorontalo terdakwa biasa berjualan obat-obatan dengan membuka lapak di Pasar Isimu Kab. Gorontalo dan Pasar Pulubala Kab. Gorontalo, dengan omset per hari sekitar kurang lebih Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah) dengan keuntungan kisaran Rp.300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) sampai Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
• Bahwa terdakwa mendapatkan obat-obatan dengan golongan obat keras tersebut dengan cara membeli dari Apotek Yuni Farma, sedangkan mendapatkan obat-obatan dengan golongan bebas terbatas dengan cara membeli dari Apotek Dewi Farma.
• Bahwa terdakwa tidak memiliki keahlian dan kewenangan tetapi melakukan praktek kefarmasian.

-----Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 436 Ayat (1) UURI Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan --------------------------------